Jan 23, 2010

LDII Sosialisasikan Pendidikan Anak Usia Dini


Bogor, 20 Januari 2010

Setelah menyelenggarakan Seminar Pencegahan Kekerasan terhadap Anak pada tanggal 27 Desember 2009 yang lalu, Lembaga Dakwah Islam Indonesia menindaklanjuti dengan pencanangan pentingnya pendidikan anak usia dini melalui kegiatan sosialisasi yang diadakan pada tanggal 20 Januari 2010 di Ruang Serbaguna – Pondok Mini Nurul Iman, Budi Agung. “Sosialisasi pendidikan anak usia dini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara para pengurus DPD LDII Kota Bogor, PC dan PAC LDII se-Kota Bogor dan pasangan suami istri warga LDII dalam hal pentingnya mendidik anak dengan benar sedini mungkin,” kata Ir. Sri Sartikah – sebagai Ketua Bidang PWKK, DPD LDII Kota Bogor.


Lebih lanjut, Dr. Radjab Tambubolon menambahkan bahwa LDII menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pendidikan anak karena di tangan anak-anak kitalah masa depan bangsa dan negara ini akan ditentukan. Kalau kita ingin melihat wajah bangsa Indonesia dua puluh tahun ke depan, lihatlah anak-anak kita saat ini. Jika kita berhasil mendidik anak-anak kita sehingga mempunyai moral dan kefahaman agama yang tinggi, maka cerahlah masa depan bangsa. Jika sebaliknya, maka rusaklah bangsa kita nantinya, tambah Radjab.

“Sosialisasi pentingnya pendidikan anak sedini mungkin dilakukan dengan mendatangkan Prof. Dr. Netty Herawati, pakar pendidikan anak usia dini dari Universitas Riau, yang sekaligus praktisi di bidang PAUD, Ketua HIMPAUDI dan KPAID Riau ke Bogor serta mengundang 75 pasutri (pasangan suami istri)” ungkap Sri. Mengingatkan kepada peserta, Prof. Netti menyatakan bahwa jendela waktu untuk memperoleh perkembangan otak yang maksimal bagi anak kita sangatlah sempit. Fungsi otak anak untuk pendengaran dan pengelihatan telah berkembang penuh pada 3 bulan setelah lahir, untuk kemampuan bahasa – 8 bulan, dan fungsi kognitif yang lebih tinggi – 1 tahun. Pada periode dua tahun setelah lahir – anak merekam semua yang dilihat, dirasa, dan didengar dari sekelilingnya dan ketiga hal tersebut seolah-olah menjadi chip komputer penentu perkembangan jiwa anak selanjutnya. Oleh karena itu, di periode usia tersebut sangat perlu bagi orangtua untuk mengisi otak anak dengan kefahaman agama dan pendidikan yang benar melalui belaian, suara dan contoh perilaku yang sesuai dengan ajaran agama. Dengan demikian, chip komputer yang tertanam dalam otak anak adalah chip yang sesuai dengan norma agama, demikian Prof. Netti menyampaikan.

Radjab juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan sosialisasi pentingnya pendidikan anak usia dini ini akan diteruskan dan diikuti dengan kegiatan-kegiatan TOT mengenai PAUD. LDII juga berkeinginan untuk aktif melaksanakan berbagai kegiatan terkait, antara lain dalam bentuk “sekolah bayi dan PAUD,” yang bertujuan agar bayi dan anak usia dini merekam hal-hal yang positif sejak awal perkembangan otaknya dan “sekolah orang-tua,” yang bertujuan untuk membina orang-tua agar mampu menyiapkan anak-anaknya sebagai generasi penerus yang handal sekaligus sebagai calon orang-tua bagi anak-anak mereka (cucu kita) nantinya, tambah Radjab.

Contact Person : Ir. Hj. Sri Sartikah, Ketua Panitia (0815 818 0506)

No comments:

Post a Comment